Telah dilakukan percobaan IV dengan judul “Struktur Senyawa". Tujuan
dari percobaan ini adalah untuk mengambil kesimpulan mengenai rumus titik
elektron senyawa dari suatu model. Tujuan lainnya yaitu menyusun model setiap
senyawa berdasarkan rumus molekulnya, menggambarkan model senyawa dalam
struktur tiga dimensi, menggambarkan rumus struktur untuk setiap senyawa
berdasarkan model molekul, menuliskan rumus titik elektron setiap rumus
struktur, dan menuliskan rumus titik elektron yang sesuai dengan elektron
valensinya, serta menuliskan rumus struktur dan titik elektron untuk setiap
model senyawa yang diberi oleh asisten. Prinsip kerja pada percobaan kali ini
adalah menyusun serta menggabungkan molymod-molymod (bola) menggunakan tongkat
penghubung yang mewakili satu ikatan tunggal, ikatan ganda dua, dan ikatan
ganda tiga. Satu ikatan tunggal terdiri atas dua elektron yang artinya
menggambarkan dua titik elektron. berdasarkan percobaan ini didapati gambaran senyawa-senyawa
yang berikatan dengan ikatan kovalen tunggal atau ikatan yang memiliki satu
pasang elektron, ikatan kovalen ganda atau ikatan yang memiliki dua pasang elektron,dan
ikatan kovalen ganda tiga atau ikatan yang memiliki tiga pasang elektron. Dapat
ditarik kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan praktikum yang telah dilakukan
adalah semakin banyak pasangan elektron, maka semakin banyak ikatannya, dan
semakin besar energi daya tariknya, serta jaraknya semakin pendek dan tampak
jelas perbedaan panjang ikatan tunggal dengan ikatan ganda dua dan ikatan ganda
tiga.
BAB IPENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sifat-sifat senyawa
ditentukan oleh ikatan kimia yang membentuk senyawa tersebut. Ikatan kimia
terbentuk karena unsur-unsur yang tidak stabil berusaha menjadi stabil seperti
unsur-unsur golongan gas mulia (VIII A), yaitu memiliki delapan elektron di
kulit terluarnya (kaidah oktet), dengan cara saling mengikat antara satu unsur
yang tidak stabil dengan unsur lain yang tidak stabil dan membentuk suatu
senyawa yang stabil. Proses penggabungannya melibatkan elektron yang berbeda
pada kulit terluar. Bentuk molekul suatu senyawa dapat ditentukan dari jumlah
pasangan elektron yang berikatan dengan pasangan elektron bebas. Jumlah dari
pasangan elektron berikatan dan elektron bebas disebut dengan jumlah domain
elekron. Sedangkan elektron valensi adalah elektron yang berada pada kulit
terluar sebuah atom.
Ikatan ion adalah
ikatan antara unsur logam dengan unsur non logam, terbentuk antara atom
elektropositif dengan atom elektronegatif. Ikatan kovalen adalah ikatan antara
usur nonlogam dengan unsur nonlogam atau
pemakaian bersama pasangan elektron bebas. Dalam melukiskan ikatan kovalen
digunakan struktur lewis. Berdasarkan jumlah ikatan, ikatan kimia terbagi atas
ikatan rangkap satu, ikatan rangkap dua, ikatan rangkap tiga. Ikatan kimia
memiliki keterkaitan dengan bentuk struktur senyawa. Oleh karena itu agar dapat
diketahui bagaimana hubungan antara ikatan kimia dengan struktur senyawa maka
perlu dilakukan percobaan yang berjudul Struktur Senyawa.
1.2. Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan
kali ini adalah menyusun model setiap senyawa yang ditugaskan berdasarkan rumus
molekulnya, menggambarkan model senyawa dalam struktur tiga dimensi, menggambarkan
rumus struktur untuk setiap senyawa berdasarkan model molekul, menuliskan rumus
titik elektron untuk setiap unsur. Dan menuliskan rumus titik elektron yang
sesuai dengan elektron valensinya, serta menuliskan rumus struktur dan titik
elektron untuk setiap model senyawa yang diberi oleh asisten. Tujuan inti dari
percobaan ini adalah untuk mengambil kesimpulan mengenai rumus titik elektron
senyawa dari suatu model.
1.3. Manfaat Percobaan
Manfaat dari
percobaan ini adalah supaya dapat menyusun model setiap senyawa berdasarkan
rumus molekulnya, dapat menggambarkan model senyawa dalam struktur tiga dimensi,
dapat menulis rumus titik elektron untuk setiap rumus struktur, dapat menulis
rumus titik elektron yang sesuai dengan elektron valensinya, dan dapat menulis
rumus struktur dan titik elektron untuk model senyawa, serta dapat memahami
perbedaan antara ikatan rangkap satu, ikatan rangkap dua, dan ikatan rangkap
tiga.
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
Ikatan kimia
merupakan daya tarik yang mengikat suatu senyawa. Sebagaimana halnya pada
manusia, atom juga selalu mencari keadaan yang lebih aman atau lebih mantap dan
kita dapat membayangkan kedua atom tadi dalam pendekatan saling menjajaki
kemungkinan atau ketidakmungkinan untuk bersatu (Raymond Chang, 2001). Bentuk molekul, yaitu
suatu gambaran geometris yang dihasilkan jika inti atom- atom terikat
dihubungkan oleh garis lurus. Karena dua titik membentuk suatu garis
lurus, maka semua garis lurus diatomik berbentuk linear. Tiga titik
membentuk maka semua molekul triometrik berbentuk datar (planar).
Bentuk datar dan benmtuk linear kadang-kadang ditemui, akan tetapi biasanya
jumlah atom menemukan gambaran tiga mitra. Bentuk molekul tidak dapat
diramalkan dari rumus empiris, tetapi harus melalui percobaan (Sukarti, 1996).
Banyaknya ikatan
kovalen yang dibentuk oleh sebuah atom bergantung pada banyaknya elektron
tambahan yang diperlukan agar atom itu mencapai suatu konfigurasi gas
mulia. Misalnya, sebuah atom netral hidrogen memerlukan satu elektron
lagi untuk mencapai konfigurasi elektron dari He, oleh karena itu, hidrogen
membentuk satu ikatan kovalen (Joan Fessenden , 1986). Ikatan kovalen dapat
terjadi karena adanya penggunaan elektron bersama. Apabila ikatan kovalen
terjadi maka kedua atom yang berikatan tertarik pada pasangan elektron yang
sama (Syukri, 1999). Ikatan yang terjadi
pada intermolekul dibagi menjadi tiga jenis yaitu ikatan hidrogen, ikatan van
der waals, dan ikatan efek orientasi. Ikatan hidrogen ialah ikatan yang terjadi
antara atom H dalam satu molekul dengan atom yang lain pada molekul tetangganya
yang sangat elektronegatif dan jari-jari atomnya sangat kecil. Iktan van der
waals adalah ikatan tarik menarik antara molekul-molekul non polar sedangakan
efek orientasi ikatn yang terjadi secara tarik menaarik dipol positif sebuah
molekul dan dipol negatif (Lillasari,
1993).
Konfigurasi elektron
gas mulia (kecuali helium) berkaitan dengan kulit valensi yang mengandung
delapan elektron, yaitu konfigurasi elektron paling stabil yang disebut oktet.
Atom dari unsur golongan utama lainnya cenderung beraksi dengan atom lain
dengan berbagai cara untuk mencapai oktet. Kecenderungan untuk mencapai oktet
pada kulit terluar disebut aturan oktet. Jika kulit terluar adalah kulit
pertama, artinya jika hanya satu kulit yang terhuni, maka jumlah maksimum
elektron adalah dua. Senyawa yang atomnya mencapai konfigurasi helium(duplet)
dianggap memenuhi aturan oktet, meskipun kenyataannya, mereka hanya mencapai ciri
duplet dari kulit elektron pertama yang lengkap (Goldberg, 2006).
Teori struktur
berdasarkan teori oktet. Kereaktifan atom tergantung pada tinggi rendahnya
energi elektron. Elektron pada kulit terluar berenergi tinggi, sehingga
elektron terluar ini yang menjadi penyebab adanya sifat mengikat dari atom.
Elektron terluar elektron valensi. Lewis memodifikasikan model atom Borh dengan
teori struktur Kekule, yaitu: Atom dinyatakan dengan huruf, bulir menggambarkan
inti dengan elektron-elektronnya. Elektron-elektron di kulit terluar
digambarkan sebagai titik-titik yang mengelilingi bulir. Garis valensi menurut
teori struktur kekule mempunyai arti fisik yaitu e- tunggal. Teori kekule tidak
menyadari adanya konsep pasangan e- yang menyendiri. Meskipun teori Lewis berlaku
terutama untuk ikatan kovalen tapi gagasannya dapat digunakan untuk
menggambarkan ikatan ion maupun kovalen. Struktur Lewis adalah kombinasi
lambing Lewis yang menggambarkan perpindahan atom pemakaian bersama elektron
dalam suatu ikatan kimia. Muatan formal adalah jumlah elektron kulit terluar
(valensi) didalam atom terisolasi dikurangi dengan jumlah elektron yang
diperuntukkan bagi atom tersebut didalam struktur Lewis. Suatu struktur Lewis
yang didalamnya tidak terdapat muatan formal (semua muatan formalnya nol) lebih
masuk akal dibandingkan struktur Lewis yang mempunyai muatan formal, jika
muatan formal diperlukan, carilah struktur dengan muatan formal sekecil mungkin
(Ralph Petruci, 1999).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1. Alat dan Bahan
Alat–alat yang
digunakan dalam praktikum ini adalah model bola dan tongkat dari struktur atom
(molymod).
3.2. Konstanta Fisik dan Tinjauan Keamanan
Konstanta Fisik dan
Tinjauan Keamanan pada percobaan kali ini tidak ada.
3.3. Cara Kerja
3.3.1. Senyawa denga ikatan tunggal
3.3.2. Senyawa dengan ikatan ganda dua
3.3.3. Senyawa dengan ikatan ganda tiga
3.3.4. Senyawa dengan dua ikatan ganda
BAB IV dan BAB V
(TULISAN TANGAN)
DAFTAR PUSTAKA
Chang, Raymond. 2001. Kimia Dasar
Jilid I. Erlangga, Jakarta.
Fessenden, Joan. 1986. Kimia
Organik Jilid 1 Edisi Ketiga. Erlangga, Jakarta.
Goldberg. 2006. Kimia untuk Pemula Edisi Kelima.
Erlangga, Jakarta.
Lillasari. 1993. Sistem
Pembelajaran Kimia Dasar. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.
Petruci,
Ralph. 1999. Kimia Dasar Prinsip dan
Terapan Modern. Erlangga, Jakarta.Sukarti.
1996. Kimia Jilid 1. Pabelan, Jakarta.
Syukri. 1999. Kimia Dasar 1. ITB, Bandung.
LAMPIRAN
1. Senyawa dengan ikatan tunggal
2. Senyawa dengan ikatan rangkap dua
3. Senyawa dengan ikatan rangkap tiga
Comments
Post a Comment